Sabtu, 30 Mei 2015

5 FAKTA PENDIDIKAN INDONESIA


Oleh Teguh Gumilar
@surga-fisika

Lagi-lagi kualitas pendidikan Indonesia. Bosan? Ya tentu. Tapi apa boleh buat kebosanan membicarakan pendidikan merupakan hal yang lumrah bagi para pemangku pendidikan khususnya pembicaraan masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan Indonesia bisa terukur apabila kita memiliki bandingan data. Data statistik pendidikan di dunia menunjukkan bahwa masih kurang baiknya kualitas pendidikan kita jika kita bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara Asia lainnya. Berikut ulasan mengenai data statistik pendidikan dunia yang mempresentasikan kualitas pendidikan Indonesia. Data-data statistik yang ada nantinya akan menjadi bahan instrospeksi dan bahan acuan informasi bagi siapa pun pemangku pendidikan dalam  mengambil keputusan dalam dunia pendidikan baik itu dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan maupun di instansi pemerintah yang berlatar belakang pendidikan yang terlibat dalam penentuan kualitas proses pendidikan.


 Salah satu kegiatan belajar mengajar di suatu wilayah di Indonesia yang kualitas pendidikannya memprihatinkan di tengah-tengah modernisasi pendidikan.
Thanks to www.openequalfree.org

FAKTA 1. Ranking Pendidikan Indonesia Menurut PISA (Programme for International Student Assessment) Masih di Posisi Bawah

Setiap tiga tahun dilakukan pengurutan kualitas pendidikan di tingkat dasar oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD - Organisation for Economic Co-operation and Development). Program yang dilaksanakan bernama Programme for International Student Assessment (PISA). Program ini menguji kemampuan murid-murid yang tergabung dalam organisasi OECD dalam hal matematika, membaca, dan sains. Kualitas pendidikan di itngkat dasar dicerminkan dari posisi (ranking) suatu negara hasil tes selama tiga tahun sekali. Negara yang paling dikenal atas kualitas pendidikan dasarnya yang sangat baik adalah Finlandia serta disusul oleh tetangga kita Singapura. Negara Singapura yang hanya seluas 716,5 m2 memiliki kualitas pendidikan dasar yang lebih baik dari kita. Prestasi Singapura terlihat jelas pada tahun 2012 dimana kemampuan membaca siswanya menempati urutas ke-3 dunia; kemampuan matematikanya menempati urutan ke-2 dunia; serta kemampuan dalam bidang Sains siswanya menempati posisi ke-3 dunia. Dimanakah posisi kualitas pendidikan dasar Indonesia? Coba perhatikan data PISA sejak tahun 2000 di bawah ini. terlihat bahwa kualitas pendidikan kita masih rendah dibandingkan negara-negera OECD lainnya.


Tahun
Peringkat Kemampuan Matematika
Peringkat Kemampuan Sains
Peringkat Kemampuan Membaca
2000
39 dari 41 negara
38 dari 41 negara
39 dari 41 negara
2003
38 dari 40 negara
38 dari 40 negara
39 dari 40 negara
2006
50 dari 57 negara
50 dari 57 negara
48 dari 56 negara
2009
68 dari 74 negara
66 dari 74 negara
62 dari 74 negara
2012
64 dari 65 negara
64 dari 65 negara
60 dari 65 negar
sumber: wikipedia.org


FAKTA 2. Kemampuan Matematika Siswa Indonesia Masih Kurang Menurut Hasil Tes TIMSS

TIMSS Trends in International Mathematics and Science Study melakukan serangkaian tes kemampuan matematika pada beberapa sampel siswa kelas 8 (SMP) pada beberapa negara Asia dan Amerika untuk melihat siswa mana yang memiliki kemampuan problem solving matematika yang paling baik. Hasil survei yang dipublikasikan TIMSS diperoleh sebagai berikut.

Siswa Singapura memperoleh skor benar 84%
Siswa Korea memperoleh skor benar 81%
Siswa Jepang memperoleh skor benar 81%
Siswa Australia memperoleh skor benar 71%
Siswa Amerika Serikat memperoleh skor benar 69%
Siswa Malaysia memperoleh skor benar 43%
Siswa Afrika Selatan memperoleh skor benar 30%
Siswa Indonesia memperoleh skor benar 26%
Siswa Ghana memperoleh skor benar 21%

Dari hasil tes yang terstandarisasi ini kita harus khawatir atas kemampuan matematika siswa-siswa Indonesia. Tes yang terstandarisasi TIMSS biasanya digunakan untuk menguji kualitas sekolah siswa yang melakukan tes. Hasil tes yang baik biasanya menunjukan kualitas sistem pembelajaran matematika serta kualitas konten matematika yang diberikan kepada para siswa. Menurut Hanusheck dan Woesman tahun 2008 mengungkapkan bahwa kualitas sekolah yang baik mengindikatorkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Pengelolaan pendidikan yang baik akan menghasilkan lulusan yang baik pula sehingga akan memperbaiki kualitas SDM yang menghasilkan pertumbuhan etos kerja yang baik serta tingkat ekeonomi pribadi dan kelompok yang baik pula.


FAKTA 3.  Jumlah Guru Tidak Sebanding dengan Jumlah Murid

Banyak orang tua yang mengeluh bahwa jumlah siswa yang terlalu banyak dalam satu kelas membuat anaknya sulit untuk fokus dalam belajar di kelas. Banyak juga orang tua yang menginginkan dan meminta sekolah untuk membuat kelas lebih ideal dalam hal proporsional jumlah murid dalam satu kelas. Sebagian orang tua bahkan menyanggupi untuk merogoh dompet lebih agar anaknya bisa masuk ke kelas yang jumlah siswanya ideal. Orang tua mengharapkan anaknya aktif dan fokus tanpa terganggu aktivitas siswa kelas yang gaduh akibat overload jumlah sissa.

Ironis memang jika kita melihat jumlah siswa dalam satu kelas yang bisa mencapai 40 hingga 50 siswa. Bahkan di tingkat universitas, dalam satu mata kuliah dalam satu kelas terkadang diisi oleh lebih dari 50 mahasiswa. Berikut ini grafik yang menunjukan hasil penelitian berapa jumlah siswa yang paling efektif berdasarkan perolehan skor untuk berbagai variasi jumlah siswa dalam satu kelas.

FAKTA 4.  Guru Berkualifikasi S1 Masih Harus Diperbanyak

Jika kita bandinglan dengan beberapa negara di Asia, jumlah guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1 di Indonesia masih kalah. Jumlah guru berkualifikasi S1 di Indonesia sebanyak 75%, Malaysia sebanyak 82%, Thailand 99%, dan Singapura 95%.

FAKTA 5. Belum Adanya Perguruan Tinggi Indonesia yang Memperoleh Hadiah Nobel Sejak 1901

Di Tingkat perguruan tinggi ribuan universitas di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan penelitian dan teori suatu ilmu demi kemaslahatan umat manusia. Namun lebih dari itu institusi/perguruan tinggi tersebut berlomba-lomba untuk meraih 'Nobel Prize' atau hadiah Nobel. Nobel merupakan penghargaan tertinggi bagi siapa pun yang berpengaruh banyak terhadap kemaslahatan umat manusia dalam bidang fisika, kimia, kedokteran, perdamaian, literatur, dan ekonomi. Nobel menjadi suatu penghargaan yang diidam-idamkan perguruan tinggi. Salah satu universitas terbaik di dunia yaitu MIT telah meraih lebih dari 80 Nobel sejak berdirinya institut teknologi itu tahun 1861. Selain MIT ada Harvard University, Standford University, Oxford University, dan masih banyak lagi universitas di dunia yang mencetuskan prestasi ilmu. Sayangnya, belum ada satu pun torehan nobel yang diraih oleh akademisi Indonesia. Berikut disajikan tabel beberapa universitas top dunia yang meraih banyak Nobel dan menyumbang kemajuan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar