Oleh Teguh Gumilar
@surga-fisika
Lagi-lagi kualitas pendidikan Indonesia. Bosan? Ya tentu.
Tapi apa boleh buat kebosanan membicarakan pendidikan merupakan hal yang lumrah
bagi para pemangku pendidikan khususnya pembicaraan masalah kualitas
pendidikan. Kualitas pendidikan Indonesia bisa terukur apabila kita memiliki
bandingan data. Data statistik pendidikan di dunia menunjukkan bahwa masih
kurang baiknya kualitas pendidikan kita jika kita bandingkan dengan kualitas
pendidikan di negara-negara Asia lainnya. Berikut ulasan mengenai data
statistik pendidikan dunia yang mempresentasikan kualitas pendidikan Indonesia.
Data-data statistik yang ada nantinya akan menjadi bahan instrospeksi dan bahan
acuan informasi bagi siapa pun pemangku pendidikan dalam mengambil
keputusan dalam dunia pendidikan baik itu dalam proses belajar mengajar di
lembaga pendidikan maupun di instansi pemerintah yang berlatar belakang
pendidikan yang terlibat dalam penentuan kualitas proses pendidikan.
Salah satu kegiatan belajar mengajar di suatu wilayah di Indonesia yang
kualitas pendidikannya memprihatinkan di tengah-tengah modernisasi pendidikan.
Thanks to www.openequalfree.org
FAKTA 1. Ranking
Pendidikan Indonesia Menurut PISA (Programme for International Student Assessment)
Masih di Posisi Bawah
Setiap tiga tahun dilakukan pengurutan kualitas pendidikan
di tingkat dasar oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD
- Organisation for Economic Co-operation and Development). Program yang
dilaksanakan bernama Programme for International Student
Assessment (PISA). Program ini menguji kemampuan murid-murid yang
tergabung dalam organisasi OECD dalam hal matematika, membaca, dan sains.
Kualitas pendidikan di itngkat dasar dicerminkan dari posisi (ranking) suatu negara
hasil tes selama tiga tahun sekali. Negara yang paling dikenal atas kualitas
pendidikan dasarnya yang sangat baik adalah Finlandia serta disusul oleh
tetangga kita Singapura. Negara Singapura yang hanya seluas
716,5 m2 memiliki kualitas pendidikan dasar yang lebih baik dari
kita. Prestasi Singapura terlihat jelas pada tahun 2012 dimana kemampuan
membaca siswanya menempati urutas ke-3 dunia; kemampuan matematikanya menempati
urutan ke-2 dunia; serta kemampuan dalam bidang Sains siswanya menempati posisi
ke-3 dunia. Dimanakah posisi kualitas pendidikan dasar Indonesia? Coba
perhatikan data PISA sejak tahun 2000 di bawah ini. terlihat bahwa kualitas
pendidikan kita masih rendah dibandingkan negara-negera OECD lainnya.
Tahun
|
Peringkat Kemampuan
Matematika
|
Peringkat Kemampuan
Sains
|
Peringkat Kemampuan
Membaca
|
2000
|
39 dari 41 negara
|
38 dari 41 negara
|
39 dari 41 negara
|
2003
|
38 dari 40 negara
|
38 dari 40 negara
|
39 dari 40 negara
|
2006
|
50 dari 57 negara
|
50 dari 57 negara
|
48 dari 56 negara
|
2009
|
68 dari 74 negara
|
66 dari 74 negara
|
62 dari 74 negara
|
2012
|
64 dari 65 negara
|
64 dari 65 negara
|
60 dari 65 negar
|
sumber: wikipedia.org
FAKTA 2. Kemampuan Matematika Siswa Indonesia Masih Kurang Menurut Hasil Tes TIMSS
FAKTA 2. Kemampuan Matematika Siswa Indonesia Masih Kurang Menurut Hasil Tes TIMSS
TIMSS — Trends in International Mathematics
and Science Study — melakukan serangkaian tes kemampuan
matematika pada beberapa sampel siswa kelas 8 (SMP) pada beberapa negara Asia
dan Amerika untuk melihat siswa mana yang memiliki kemampuan problem solving
matematika yang paling baik. Hasil survei yang dipublikasikan TIMSS diperoleh
sebagai berikut.
Siswa Singapura memperoleh skor benar 84%
Siswa Korea memperoleh skor benar 81%
Siswa Jepang memperoleh skor benar 81%
Siswa Australia memperoleh skor benar 71%
Siswa Amerika Serikat memperoleh skor benar 69%
Siswa Malaysia memperoleh skor benar 43%
Siswa Afrika Selatan memperoleh skor benar 30%
Siswa Indonesia memperoleh skor benar 26%
Siswa Ghana memperoleh skor benar 21%
Dari hasil tes yang terstandarisasi ini kita harus khawatir
atas kemampuan matematika siswa-siswa Indonesia. Tes yang terstandarisasi TIMSS
biasanya digunakan untuk menguji kualitas sekolah siswa yang melakukan tes.
Hasil tes yang baik biasanya menunjukan kualitas sistem pembelajaran matematika
serta kualitas konten matematika yang diberikan kepada para siswa. Menurut
Hanusheck dan Woesman tahun 2008 mengungkapkan bahwa kualitas sekolah yang baik
mengindikatorkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Pengelolaan pendidikan yang
baik akan menghasilkan lulusan yang baik pula sehingga akan memperbaiki
kualitas SDM yang menghasilkan pertumbuhan etos kerja yang baik serta tingkat
ekeonomi pribadi dan kelompok yang baik pula.
FAKTA 3. Jumlah Guru Tidak Sebanding dengan Jumlah
Murid
Banyak orang tua yang mengeluh bahwa jumlah siswa yang
terlalu banyak dalam satu kelas membuat anaknya sulit untuk fokus dalam belajar
di kelas. Banyak juga orang tua yang menginginkan dan meminta sekolah untuk
membuat kelas lebih ideal dalam hal proporsional jumlah murid dalam satu kelas.
Sebagian orang tua bahkan menyanggupi untuk merogoh dompet lebih agar anaknya
bisa masuk ke kelas yang jumlah siswanya ideal. Orang tua mengharapkan anaknya
aktif dan fokus tanpa terganggu aktivitas siswa kelas yang gaduh akibat
overload jumlah sissa.
Ironis memang jika kita melihat jumlah siswa dalam satu
kelas yang bisa mencapai 40 hingga 50 siswa. Bahkan di tingkat universitas,
dalam satu mata kuliah dalam satu kelas terkadang diisi oleh lebih dari 50
mahasiswa. Berikut ini grafik yang menunjukan hasil penelitian berapa jumlah
siswa yang paling efektif berdasarkan perolehan skor untuk berbagai variasi
jumlah siswa dalam satu kelas.
FAKTA 4. Guru Berkualifikasi S1 Masih Harus Diperbanyak
Jika kita bandinglan dengan beberapa negara di Asia, jumlah
guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1 di Indonesia masih kalah. Jumlah guru
berkualifikasi S1 di Indonesia sebanyak 75%, Malaysia sebanyak 82%, Thailand
99%, dan Singapura 95%.
FAKTA 5. Belum Adanya
Perguruan Tinggi Indonesia yang Memperoleh Hadiah Nobel Sejak 1901
Di Tingkat perguruan tinggi ribuan universitas di seluruh
dunia berlomba-lomba untuk mengembangkan penelitian dan teori suatu ilmu demi
kemaslahatan umat manusia. Namun lebih dari itu institusi/perguruan tinggi
tersebut berlomba-lomba untuk meraih 'Nobel
Prize' atau hadiah Nobel. Nobel merupakan penghargaan tertinggi bagi siapa
pun yang berpengaruh banyak terhadap kemaslahatan umat manusia dalam bidang
fisika, kimia, kedokteran, perdamaian, literatur, dan ekonomi. Nobel menjadi
suatu penghargaan yang diidam-idamkan perguruan tinggi. Salah satu universitas
terbaik di dunia yaitu MIT telah meraih lebih dari 80 Nobel sejak berdirinya
institut teknologi itu tahun 1861. Selain MIT ada Harvard University, Standford
University, Oxford University, dan masih banyak lagi universitas di dunia yang
mencetuskan prestasi ilmu. Sayangnya, belum ada satu pun torehan nobel yang
diraih oleh akademisi Indonesia. Berikut disajikan tabel beberapa universitas
top dunia yang meraih banyak Nobel dan menyumbang kemajuan ilmu pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar